Tugas Bahasa Indonesia
Resensi Novel
The
Lord Of The Rings
The
Fellowship of The Rings
(Sembilan
Pembawa Cincin)
Rima
Ardiawati Putri
XI
IS 2 /25
SMA
Negeri 2 Kediri
2011/2012
“
Kisah Sang Penentu Akhir”
Judul Novel : The Lord Of The Rings The
Fellowship of The Rings
(Sembilan Pembawa Cincin)
Pengarang : J.R.R Tolkien
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit :
2002, Cetakan keenam 2004
Jumlah Halaman : 501
The
Lord Of The Rings The Fellowship of The Rings
(Sembilan Pembawa Cincin), adalah novel karya penulis luar bernama J.R.R
Tolkien. Novel yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia ini diterbitkan oleh
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama pertama kali pada tahun 2002, dengan tebal
501 halaman.
Novel
ini merupakan novel kedua dari seri Lord
Of The Rings. Buku pertamanya berjudul The Hobbits. Tolkien berhasil membuat
novel yang dapat membuat pembacanya bermain dengan fantasi pikirannya. Kita
dapat berimajinasi tentang sosok hobbits,
sang penyihir Gandalf, sosok peri, bangsa Orc yang buurk rupa, Penunggang Hitam
(yang mungkin dapat kita bayangkan sebagai Dementor dalam serial Harry Potter
yang menunggang kuda), dan kurcaci. Banyak tempat dan sosok yang bebes kita
imajinasikan dalam novel ini.
Novel
ini telah diadaptasi menjadi serial film berjudul sama. Bahkan film ini
berhasil menyabet penghargaan sebuah ajang bergengsi di dunia perfilman dunia.
Novel terjemahan ini sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa termasuk
bahasa Indonesia.
Kisah
Sembilan Pembawa Cincin. Merupakan sekuel pertama dari novel Lord Of The Rings.
Berkisah tentang seorang hobbits muda
bernama Frodo Baggins dari wilayah Shire yang mendapat warisan sebuah cincin
bertuah yang menyimpan kekuatan dahsyat. Ia mendapatkannya dari sang shbat
dekat bernama Bilbo. Bilbo mendapatkan cincin itu ketika sedang mengalami
sebuah perjalanan dan bertemu dengan Gollum (untuk kisah selengkapnya ada di
buku 1, The Hobbits). Bilbo mewariskan cincin bertuah itu saat ia dan Frodo
merayakan pesta ulang tahun mereka. Hanya orang-orang terdekat dan sahabat
mereka (termasuk Gandalf) yang mengetahui fungsi dari cincin itu.
Saat
warga Shire merayakan pesta dirumah Bilbo, Bilbo masuk ke kamarny dan mulai
berkemas. Ia akan pergi meneruskan petualangannya tanpa ada yang tahu arah
tujuannya. Ia menitipkan cincin itu pada sang penyihir Gandalf sang abu-abu
untuk diberikan pada Frodo. Frodo yang menerima cincin itu setelah Bilbo pergi
sangat terkejut dan tidak tahu menahu tentang apa maksud yang tersirat dari
tindakan Bilbo ini.
Setelah
penjelasan panjang lebar Gandalf, singkat cerita Frodo melakukan perjalanan
dengan tiga sahabat yang lain. Disetiap tempat saat mereka mengalami kesulitan,
mereka selalu mendapat bantuan bahkan tambahan anggota rombongan hingga
akhirnya jumlah mereka menjadi sembilan.
Ditengah
perjalanan, mereka selalu menghadapi kesulitan dan bertarung melawan kematian.
Pertaruhan antara nyawa. Memilih kembali ke negeri mereka yang damai tapi
sia-sia dalam perjalanan, atau meneruskan perjalanan panjang yang entah kapan
berakhir penuh dengan marabahaya?
Novel
fiksi ini mengandung nilai moral yang dapat lebih melekat dalam kehidupan
sehari-hari kita diantaranya tentang persahabatan. ‘Sahabat akan selalu ada disaat kita membutuhkan bahkan tanpa kita
memintanya sekalipun.’. Dalam kehidupan, apapun halangan yang menghadang kita, jika kita tetap pada pendirian
dan komitmen kita, kita akan selalu dapat menghadapinya. Dalam sosial, ‘Pengorbanan yang bertujuan baik akan
membuahkan hasil yang lebih baik.’
Dalam
buku ini, bahasa yang digunakan penulis beberapa ada yang asing ditelinga kita.
Tapi jika kita sudah terbiasa membaca novel terjemahan, maka kita tidak akan
terlalu mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata asing itu. Tolkien
berhasil membuat novel ini menjadi sebuah maha karya sastra yang digemari
dihampir seluruh belahan dunia termasuk Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar